Kamis, 12 September 2013

Etika Profesi jilid 2



ETIKA PEMBAGIAN SAHAM
DAN HAK KEPEMILIKAN
DALAM BISNIS PERUSAHAAN STARTUP

Disusun Oleh
Jonathan Hendry G     (321110013)
Kevin Nathanael W D  (321110014)
Monica                        (321110018)
Sekar Ayu A.I.              (321110023)






Universitas Ma Chung
Malang
2013

KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Etika Pembagian Saham dan Hak Kepemilikan Dalam Bisnis Perusahaan Start Upuntuk mata kuliah Etika Profesi dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis juga berterima kasih kepada kedua orang-tua yang senantiasa mendukung, membimbing, dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Kepada Bapak Annas Vijaya, MTI selaku dosen mata kuliah Etika Profesi yang selalu memberikan petunjuk dan menuntun kami dengan sabar agar laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu serta turut ikut mendukung kami dalam pengerjaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami berharap agar kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan baru. Terima kasih.

Malang, 10 September 2013


Penulis

 


 

DAFTAR ISI






Bab I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Saat ini kita hidup di jaman dimana peran teknologi sangat berpengaruh terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan. Bayangkan sehari saja kita tidak memiliki koneksi internet, tidak menggunakan smartphone, tidak melihat televisi atau mendengarkan radio. Tanpa sadar pasti akan terasa sedikit hambar bukan? Itulah kenyataan yang kita hadapi saat ini. Teknologi bukan lagi sebagai kebutuhan pelengkap, namun sudah menjadi kebutuhan wajib bagi kita. Melalui media-media elektronik maupun social media yang tersebar luas dan dapat kita akses secara mudah dan gratis, kita dapat mengetahui informasi apapun yang kita inginkan.
Dalam dunia bisnis, informasi merupakan hal yang krusial. “Information is Power. Those who have information can rule world.” Begitulah kira-kira sebuah cuplikan dari pernyataan yang banyak diakui dikalangan eksekutif bisnis. Jika anda memiliki sebuah usaha, apa yang anda butuhkan agar anda tetap mampu bersaing dari  lawan bisnis anda? Disinilah informasi berperan penting. Itulah sebabnya mengapa hampir seluruh perusahaan besar yang ada di dunia melakukan investasi besar-besaran di bidang teknologi. Tetapi secanggih apapun teknologinya, sepenting apapun informasinya, tetap saja dikendalikan oleh kita sendiri. Jika informasi digunakan secara baik dan benar, tentu akan sangat bermanfaat bagi kita juga orang lain. Namun apa jadinya jika informasi tersebut digunakan dengan niat yang tidak baik? Sebagai contoh, tidak sedikit perusahaan yang gulung tikar karena isu-isu yang sengaja dibuat oleh pesaing mereka, dengan tujuan mematikan langkah bisnis atau menghilangkan kepercayaan pelanggan, yang berakibat pada kebangkrutan perusahaan.
Informasi juga seringkali digunakan untuk meraih kekuasaan. Sebagai contoh, dalam sebuah bisnis start up, seringkali kita melakukan kerja sama dengan alasan mencari modal usaha. Tentu akan dilakukan bagi hasil atas setiap profit yang didapatkan tergantung dari seberapa besar kontribusinya. Ketika bisnis tersebut mulai berjalan, pada awalnya masih terlihat baik-baik saja. Namun disaat bisnis mulai berkembang besar, mulai muncul pemikiran “Bukankah lebih baik jika profit ini jatuh kepada satu orang saja?”. Segala cara digunakan untuk mendapat keuntungan yang lebih walaupun harus dengan cara menyingkirkan yang lain. Tentu saja senjata yang digunakan adalah informasi. Dengan memanipulasi informasi yang ada, segalanya dapat terjadi.
Seperti pada yang ceritakan pada film The Social Network karya David Fincher. Film ini menceritakan tentang perjalanan Mark Zuckerberg ketika membuat website sosial network yang bernama Facebook. Salah satu masalah yang ada dalam film ini yaitu tentang pembagian saham dalam Facebook ciptaan Mark Zuckerberg  bersama temannya yaitu Eduardo Saverin. Pada awalnya Mark Zuckerberg membagi kepemilikan saham sebesar 70% untuk dirinya  dan  30% untuk Eduardo Saverin. Namun dengan berjalannya waktu, Facebook menjadi terkenal dan menarik banyak investor. Hal ini membuat pembagian saham yang disepakati sebelumnya menjadi berubah, yaitu 70% untuk  Mark Zuckerberg, 0,03% untuk Eduardo Saverin, dan sisanya untuk pemegang saham lainnya. Hal ini menyebabkan timbulnya perselisihan antara Mark Zuckerberg dan Eduardo Saverin. Dari cuplikan film tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa diperlukan sebuah aturan untuk mengatur pembagian saham dan hak kepemilikan dalam bisnis.

Rumusan Masalah

1.      Bagaimana etika pembagian saham kepemilikan dalam bisnis start-up ?
2.      Bagaimana pembagian saham kepemilikan dalam bisnis start-up yang adil?

Tujuan dan Manfaat

1.      Mengetahui etika pembagian saham kepemilikan dalam bisnis start-up.
2.      Mengetahui pembagian saham kepemilikan dalam bisnis start-up yang adil.

BAB II

KAJIAN TEORI


Pengertian Etika

Dalam kehidupan dengan orang lain, terdapat sebuah sistem yang mengatur pergaulan antar manusia. Sistem yang ada mengatur jalannya kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar terdapat sebuah hubungan saling menghargai dan menghormati. Maksud adanya sistem yang demikian adalah untuk menjaga kepentingan satu sama lain sehingga masing-masing pihak dapat hidup tenang, tentram dan terlindung serta terjamin agar perilakunya sesuai dengan kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku. Hal tersebut yang mendasari adanya etika di kehidupan  bermasyarakat. Kata etika/etik berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos  yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau kelompok untuk menilai apakah sebuah tindakan itu benar atau salah, buruk atau baik.
Pengertian etika dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis pengertian yaitu :
1.        Etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia
2.        Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama
3.        Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik dan buruk terhadap perilaku manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika memiliki arti :
1.        Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2.        Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3.        Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Menurut beberapa ahli, etika didefinisikan sebagai berikut :
1.        Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2.        Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3.        Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
4.        Soegarda Poerbakawatja : etika sebagai filsafat nilai, pengethuan tentang nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.
5.        Martin (1993) : Ethics is  the discipline which can act as the performance index or reference for our control system

Jadi, etika merupakan pedoman yang mengatur kehidupan manusia dalam berperilaku sehingga sesuai dengan kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku dan mengatur kaidah benar atau salah, baik atau buruk suatu perbuatan dan perilaku manusia. Etika bukan hanya sekedar sebuah bidang ilmu yang mengatur perilaku manusia, tetapi mengandung nilai moral /akhlak yang dianut oleh masyarakat sehingga berlaku mutlak peraturannya

Pengertian Saham

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan. Saham diidentifikasikan juga sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas dividen dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.
            Menurut Fakhruddin, saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham. Pemegang saham berhak atas dividen yang dibagikan perusahaan dan bertanggungjawab pula untuk menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut. Saham yang diterbitkan perusahaan merupakan bukti investasi pemegang saham ke dalam perusahaan. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki, semakin besar derajat kepemilikannya.

Pengertian Hak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak adalah sesuatu yang benar, yang menjadi milik atau kepunyaan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), serta merupakan kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Secara umum, hak merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Setiap orang berhak mendapatkan hak setelah melaksanakan kewajibannya. 

Pengertian Kepemilikan

Kepemilikan adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Terdapat beberapa bentuk kepemilikan jika dikaitkan dengan bisnis, yaitu  :
1.    Sole Proprietorship
Merupakan bentuk kepemilikan bisnis tunggal. Bentuk bisnis ini dapat ditemukan dimana-mana. Sang pemilik dapat dengan leluasa mengatur jalannya bisnis yag dimiliki tanpa diganggu oleh para pemegang saham atau pihak ketiga. Keuntungan yang didapatkan akan dianggap sebagai laba pribadi pemilik dan menjdi subjek pajak penghasilan pribadi.


2.    Partnership
Biasanya jenis kepemilikan partnership dimiliki oleh 2 orang atau lebih. Para pemilik disebut sekutu (partner). Keuntungan yang didapat dan pendanaan bagi bisnis tersebut bagi jenis kepemilikan ini harus dibagi berdasarkan kesepakatan antar pemilik dan didukung oleh dokumen yang mendukung soal bagian kepemilikan.
3.    Corporation
Dalam jenis kepemilikan ini, pemiliknya adalah para pemegang saham. Kewajiban para pemegang saham adalah terbatas, artinya pemegang saham tidak dapat dianggap bertanggungjawab secara pribadi atas  tindakan-tindakan perusahaan. Kerugian yang nantinya ditanggung juga maksimal sebesar modal yang disetorkannya. Harus ada akta pendirian yang disahkan oleh badan hukum. Akta pendirian ini harus mencantumkan aspek-aspek penting seperti nama perusahaan, kedudukan, saham yang diterbitkan, operasi perusahaan, dll. Para pemegang saham memilih dewan direksi yang bertanggungjawab membuat kebijakan umum perusahaan dan memilih para pejabat penting yang ditugaskan mengelola perusahaan sehari-hari seperti  CEO (Chief Executive Officer).

            Dalam kaitannya dengan pendirian perusahaan startup, jenis kepemilikan harus diputuskan untuk menentukan nilai-nilai perusahaan dan menetapkan bagaimana perusahaan dan bisnis dapat berjalan sesuai harapan. Keputusan tentang bentuk kepemilikan bisnis berkaitan atas akses bisnis ke pendanaan, kendali atas bisnis, dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan. Penentuan jenis kepemilikan sangat penting terutama untuk menentukan besar investasi, pembagian keuntungan dan kerugian, bagaimana garis koordinasi dalam menentukan kendali bisnis.


Pengertian Bisnis

Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya. Setiap bisnis atau perusahaan berusaha mengolah bahan utuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen. Produknya dapat berupa barang atau jasa.
Menurut Brown dan Petrello (1976), bisnis merupakan suatu lembaga  yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sambil memperoleh laba. Menurut Hughes dan Kapoor, bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri. 

Pengertian Perusahaan Startup

Startup merupakan tahap awal dalam siklus hidup sebuah perusahaan dimana pengusaha bergerak dari tahap ide untuk menjamin pembiayaan, meletakkan struktur dasar bisnis dan memulai operasi dan perdagangan. Wikipedia menyebutkan, startup merupakan organisasi atau perusahaan sementara dirancang untuk mencari model bisnis yang berulang dan scalable (dapat diukur). Perusahaan-perusahaan ini umumnya baru dibuat, berada dalam tahap pengembangan dan penelitian untuk pasar. Istilah startup menjadi populer ketika muncul sejumlah besar perusahaan dot-com. Perusahaan dot-com merupakan perusahaan yang berbasis internet yang mulai muncul diakhir tahun 1990-an.
            Perusahaan startup banyak dimulai dari sebuah ide bisnis yang kemudian berkembang dan direalisasikan menjadi sebuah bisnis nyata yang nantinya dapat berjalan dan menghasilkan profit bagi pemiliknya. Perusahaan startup sering kali dikaitkan dengan perusahaan yang menggunakan teknologi dalam praktek bisnisnya. Perusahaan startup sering dikaitkan dengan penggunaan internet dan biasanya tumbuh dalam waktu yang relatif cepat. Startup yang sukses biasanya lebih terukur dari potensi pertumbuhan mereka, apakah mereka dapat bertumbuh dengan cepat dengan investasi terbatas modal, tenaga kerja atau lahan.
            Karena startup kebanyakan menggunakan teknologi di dalamnya, maka pengusaha startup sering disebut dengan technopreneur. Perusahaan startup sering digagas oleh pengusaha-pengusaha muda (enterpreneur) dan yang akhirnya direalisasikan menjadi sebuah  bisnis kecil-kecilan dengan modal terbatas dan tenaga kerja yang terbatas pula. Contoh perusahaan startup adalah Kaskus, Detik, Blibli, Facebook, dll.
            Masalah yang cukup krusial dalam perusahaan startup adalah masalah pembiayaan. Dalam prakteknya, startup kebanyakan didanai oleh pendiri. Pendiri startup kebanyakan terdiri dari sekelompok orang yang memiliki ide dan memiliki komitmen bersama untuk membangun dan  mengembangkan bisnis. Dana perusahaan terutama berasal dari modal yang diberikan oleh para pendirinya.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan perilaku untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang bekaitan dengan sesama individu, perusahaan, dan masyarakat sekitar. Dengan adanya etika bisnis maka akan terbentuk nilai, norma, dan serta perilaku karyawan dan pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan, mitra kerja, pemegang saham, dan masyarakat. Prinsip bisnis yang baik berarti bisnis yang beretika, yaitu bisnis dengan kinerja yang unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati peraturan etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku disekitarnya.
Berikut ini adalah tiga pendekatan dasar dalam tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a)      Utilitarian Approach
Utilitarian approach berarti setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Maksudnya adalah dalam bertindak, seseorang seharusnya menggunakan cara-cara yang baik yang akan memberikan manfaat bukan  dengan cara-cara yang membahayakan yang tidak sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku di masyarakat.
b)     Individual Right Approach
Individual right approach berarti dalam setiap tindakannnya seseorang memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tingkah laku ini harus dihindari, karena dapat mengakibatkan terjadinya benturan dengan hak orang lain.
c)      Justice Approach
Justice Approach berarti pembuat keputusan memiliki kedudukan yang sama dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan baik secara perseorangan maupun kelompok.
Dengan adanya etika bisnis maka akan menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan dan pimpinan untuk selalu melaksanakan pekerjaannya dengan dilandasi oleh moral yang luhur, jujur, terbuka, dan bersikap profesional.

PEMBAHASAN


Di masa ini dapat ditemukan banyak bisnis yang berkembang, mulai dari bisnis dengan modal kecil hingga bisnis dengan modal miliaran dollar. Dari segala macam bisnis yang berkembang saat ini, mayoritas dari bisnis-bisnis tersebut lahir dengan founder lebih dari 1 orang. Di mana dengan founder lebih dari 1 orang, memiliki lebih banyak kelebihan daripada bisnis yang dirintis oleh 1 orang. Tetapi bisnis yang didirikan oleh lebih dari 1 orang mempunyai problematika yang mendalam, yaitu problem dalam pembagian saham atau dalam bahasa mudahnya pembagian keuntungan dari profit yang didapat dari bisnis.
Saham dinilai sebagai suatu bukti atas kepemilikan seseorang dalam bisnis atau  perusahaan. Jadi banyaknya saham yang dimiliki seseorang mengindikasikan peran orang tersebut dan prosentase kepemilikannya dalam perusahaan. Tidak jarang, seseorang yang memegang saham mayoritas berhak untuk menentukan jalannya bisnis yang dimiliki. Kepemilikan, terutama untuk jenis kepemilikan partnership dan corporation, yang dimiliki oleh 2 orang atau lebih, harus membicarakan tentang pembagian saham (yang secara tidak langsung juga membagi kepemilikan atas perusahaan tersebut) secara adil dan berdasarkan kesepakatan bersama antar pihak yang bersangkutan. Saham tidak hanya berpengaruh pada pembagian keuntungan, tetapi berpengaruh pula pada pembagian hak kepemilikan serta kerugian jika sewaktu-waktu perusahaan mengalami kebangkrutan. Karena hal tersebut maka diperlukan aturan atau etika dalam pembagian saham dan hak kepemilikan dalam perusahaan, terutama jika perusahaan tersebut merupakan startup company.
Pembagian saham yang paling mudah mungkin dengan membagi 100 persen dengan total founder, misalnya founder terdiri dari 4 orang maka setiap orang memiliki saham sebanyak 25 persen. Memang dengan perhitungan ini problem dapat terselesaikan dengan mudah, tetapi apakah adil bila setiap founder berhak atas 25 persen saham jika tidak memberikan kontribusi yang sama besar terhadap bisnis yang akan dijalankan.
Pada kenyataannya banyak sekali bisnis startup yang gulung tikar dikarenakan pembagian saham yang kurang adil atau kurang sesuai dengan kontribusi. Oleh karena itu perlu adanya komunikasi antar founder sebelum memulai bisnis. Yang perlu dikomunikasikan dan disepakati sebelum memulai bisnis yaitu mengenai kontribusi yang akan disumbangkan antar founder terhadap bisnis yang akan dijalankan bersama.
Setelah semua founder menjelaskan dan mensepakati kontribusi masing-masing, maka dapat dibagi berapa persen pembagian saham yang akan diterima oleh setiap founder. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan panduan The Founders’ Pie Calculator  oleh Frank Demmler. Menurut Frank Demmler ada beberapa factor yang menjadi acuan dalam pembagian saham yaitu :
1.      Idea
Bisnis tidak akan ada kalau bukan karena ide asli, dan tentunya itu adalah sesuatu yang berharga, tapi ada banyak kebenaran dalam ungkapan, "Sebuah bisnis yang sukses adalah inspirasi 1%, dan 99% keringat."
2.      Business Plan Preparation
Pengembangan rencana bisnis awal adalah pekerjaan sulit dan memakan waktu. Untuk bekerja sama dan mengatur semua pikiran dari tim pendiri, mengidentifikasi dan mendamaikan perbedaan, dan menyatukan semua pikiran untuk menghasilkan dokumen yang menangkap inti dari bisnis yang akan dijalankan, serta pencarian modal melalui bank, investor, anggota dewan, dan lain-lain untuk mendukung jalannya bisnis merupakan upaya yang membutuhkan banyak tenaga. Sehingga rencana awal merupakan elemen penting untuk memulai bisnis, namun eksekusi terhadap rencana tersebut adalah inti dari bisnis itu sendiri.


3.      Domain Expertise
Mengetahui kondisi industri, memiliki pengalaman yang relevan, dan memiliki kontak  atau relasi yang luas dan banyak dapat meningkatkan probabilitas kesuksesan suatu bisnis dan mempercepat laju pertumbuhannya.
4.      Commitment and Risk
Anda mungkin pernah mendengar pepatah lama bahwa "ayam yang terlibat dengan sarapan, tapi babi berkomitmen." Demikian pula, para pendiri yang bergabung penuh waktu untuk perusahaan dan berkomitmen untuk membuatnya sukses jauh lebih berharga daripada pendiri yang hanya akan duduk disamping dan menjadi pemandu sorak.
5.      Responsibilities
Siapa yang akan melakukan apa? Siapa yang akan menggantikan bila ada masalah yang terjadi dan pendiri tidak ada di tempat? Semakin besar tanggung jawab seseorang dalam suatu bisnis, semakin besar pula kontribusinya dalam jalannya bisnis sehingga harus juga diperhitungkan dalam pembagian saham.
Langkah pertama adalah menentukan bobot nilai dari kelima faktor diatas, penentuan ini penting dan unik karena setiap perusahaan atau bisnis mempunyai penilaiannya masing-masing. Rentang nilai yang diberikan yaitu dari 0  sampai 10.
Langkah kedua adalah dengan memberikan penilaian kontribusi dari setiap founder, siapa yang bertanggung jawab, siapa yang mempunyai koneksi, dan lain-lain. Rentang nilai mulai dengan 0 sampai dengan 10.
Jika semua founder baru pertama kali ini menjalankan bisnis maka pembagian dengan masing-masing 25 persen saham untuk setiap founder bisa dirasa adil.
Berikut adalah salah satu contoh pembagian saham menurut The Founders’ Pie Calculator. Pertama yaitu pemberian nilai pada bobot faktor yang bobot kontribusi untuk masing – masing founder.
Setelah itu kalikan nilai kontribusi founder dengan bobot factor, misalnya founder 1 mempunyai kontribusi idea dengan nilai 10 kemudian dikalikan dengan bobot factor dengan nilai 7
Maka akan didapat nilai 70 seperti pada gambar, dan lakukan perhitungan terhadap nilai dari founder yang lain. Jika selesai jumlahkan total nilai dari masing founder, dan buatlah total jumlah dari nilai semua founder. Jika selesai maka anda tinggal menghitung berapa besar saham anda dengan cara total nilai founder dibagi total dari jumlah nilai semua founder dikali 100. Contohnya adalah founder 1 dengan total nilai 106 dibagi total jumlah nilai semua founder 321 dikali 100 maka akan didapat bagian saham dari founder 1 yaitu sebanyak 33 persen dengan pembulatan.
Namun yang perlu juga diperhatikan dalam pembagian saham ini adalah etika berbisnis, diantaranya adalah keterbukaan, keadilan, dan kejujuran antar pemilik saham. Dan kepemilikan saham terbesar bukan berarti mendominasi pemilik saham lainnya. Pembagian saham bukan hanya tentang seberapa besar pembagian yang didapat oleh para pemegang saham namun juga tentang harus saling memberikan manfaat.
Bila salah satu dari pemegang saham yang mendapat pembagian saham terbesar mendominasi jalannya suatu bisnis, maka itu berarti pemegang saham tersebut hanya mengambil manfaat dari orang lain. Dengan kata lain pemegang saham tersebut tidak saling memberi manfaat namun saling memanfaatkan. Hal ini sangat bertentangan dengan etika berbisnis yang ada. Hal ini juga bisa mengganggu jalannya proses bisnis pada bisnis yang sedang berjalan, karena tentunya dengan adanya kesenjangan antar para pemegang saham maka akan muncul masalah-masalah yang menggangu jalannya bisnis.
Modal yang diberikan oleh pemegang saham tidak hanya dapat berupa uang namun juga bisa berupa pengetahuan, pengalaman, dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk jalannya bisnis. Pengetahuan dan pengalaman juga merupakan aset yang berharga yang tidak kalah dengan uang, sehingga harus juga dihargai. Yang paling penting dari pembagian saham ini adalah keadilan, harus diingat bahwa adil bukan selalu sama rasa sama rata namun juga harus dilihat sebesar apa pengorbanan atau upaya yang telah dilakukan oleh tiap-tiap pemegang saham karena sama rata kadang juga berarti tidak adil.
Salah satu contoh masalah pembagian saham yang terjadi adalah yang terdapat pada  film The Social Network, di mana Mark Zuckerberg awalnya memiliki saham 70 persen dan Eduardo Saverin 30 persen. Namun dengan seiring waktu berjalan ketika Facebook mulai berkembang, terjadi perubahan pembagian saham. Perubahan saham tersebut yaitu bagian saham Eduardo Saverin menjadi sebesar 0.03 persen dan Mark Zuckerberg tetap 70 persen, sedangkan sisanya adalah untuk pemegang saham yang lain.
Pada masalah ini seharusnya ditilik mengenai kontribusi yang diberikan oleh Eduardo Saverin sendiri, jika memang kontribusi yang dilberikan oleh Eduardo jauh lebih sedikit daripada Mark maka sangatlah wajar jika bagian saham Eduardo berkurang dan bagian Mark tetap. Namun kita juga tidak boleh mengesampingkan kenyataan bahwa Eduardo Saverin merupakan salah satu founder dari Facebook.
Pada awal berdirinya Facebook dialah yang mempromosikan dan secara tidak langsung mengambil bagian dalam pengembangan Facebook dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya. Seperti yang kita bahas sebelumnya, ada lima hal yang menjadi acuan dalam pembagian saham yaitu idea, business plan, domain expertise, commitment & risk, dan  responsibilities. Ada baiknya dalam kasus ini untuk dilakukan analisa kembali berapa persen pembagian saham yang seharusnya diterima oleh Eduardo Saverin.
Memang benar dengan semakin berkembangnya Facebook dan semakin banyaknya investor yang ada, uang yang diberikan oleh Eduardo Saverin sebesar 19000 dolar pada awal pembuatan Facebook bukanlah nominal yang besar, justru mungkin merupakan jumlah investasi terkecil yang ada pada Facebook. Namun demikian Eduardo Saverin bukan hanya memberikan uang sebesar 19000 dolar saja, namun juga ikut serta ide dan rencana yang ia buat untuk mengembangkan dan mengenalkan Facebook itu sendiri. Ide merupakan hal yang penting yang diperlukan dalam suatu bisnis, seperti pada ungkapan "Sebuah bisnis yang sukses adalah inspirasi 1%, dan 99% keringat." Tanpa adanya 1% tersebut maka bisnis yang kita jalankan tidak akan pernah berubah menjadi 100%.
Selain itu etika dalam berbisnis yaitu adil, jujur, dan terbuka juga harus diterapkan oleh Eduardo Saverin, Mark Zuckerberg dan pemegang saham lainnya. Mereka harus bisa membagi secara adil pembagian saham untuk tiap-tiap pemegang saham, tidak hanya dengan seberapa banyak uang yang diinvestasikan namun juga dengan seberapa masing-masing dari mereka memberikan dampak dalam bisnis yang sedang berjalan,bukan hanya pada saat bisnis tersebut sudah berkembang namun juga pada awal pengembangan bisnis tersebut. Sehingga mereka sebagai pemegang saham mampu saling memberi manfaat bukan saling memanfaatkan.


PENUTUP

Kesimpulan

                Dalam pembagian saham dan hak kepemilikan dalam perusahaan startup, etika bisnis merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan, karena pembagian saham merupakan interpretasi dari kepemilikan seseorang dalam perusaaan. Etika bisnis tersebut diantaranya adalah adil, jujur, dan terbuka. Hal kepemilikan dan pembagian saham sangatlah penting untuk dibicarakan karena berkenaan dengan hak dan kewajiban yang diemban oleh pemilik / pemegang saham. Dalam pembagian saham kita juga harus memperhatikan lima hal yang menjadi acuan dalam pembagian saham menurut The Founders’ Pie Calculator yaitu idea, business plan, domain expertise, commitment & risk, dan  responsibilities. Kita harus mampu menghitung berapa besar pembagian saham yang didapat tiap-tiap pemegang saham berdasarkan dampak yang mereka telah berikan pada bisnis yang sedang berjalan. Pembagian saham harus dilakukan secara adil dengan mempertimbangkan segala aset yang telah diberikan oleh pemegang saham, baik berupa uang, pengalaman, pengetahuan, dan sebagainya. Pemegang saham terbesar juga tidak dapat mendominasi bisnis yang sedang berjalan, karena pembagian saham ini bertujuan untuk saling memberikan manfaat bukan memanfaatkan
            Dengan adanya pembagian yang adil dalam pembagian saham dan hak kepemilikan dalam suatu bisnis, maka bisnis tersebut akan dapat berjalan dengan lancar. Tidak akan terjadi masalah seperti yang diceritakan pada film The Social Network, yaitu perdebatan tentang pembagian saham yang dirasa tidak adil oleh salah satu pemegang saham dan founder dari Facebook. Selain itu saat akan membuat suatu bisnis, ada baiknya bila para founder mengkomunikasikan dan mensepakati mengenai kontribusi yang akan disumbangkan antar founder terhadap bisnis yang akan dijalankan bersama. Dengan demikian para founder akan lebih terbuka dan memudahkan dalam pembagian saham.

Saran

Dengan adanya contoh masalah yang terjadi dalam film The Social Network, kita dapat memahami bahwa etika bisnis merupakan hal yang krusial dalam bisnis. Etika bisnis tidak hanya digunakan dalam keseharian jalannya bisnis saja namun juga harus digunakan untuk memutuskan pembagian saham dan hak kepemilikan dalam suatu bisnis. Bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika. Sehingga jangan sampai bisnis yang telah dijalankan terganggu karena adanya masalah yang timbul dikarenakan etika yang kurang baik.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.terindikasi.com/2012/04/pengertian-startup.html
http://www.businessdictionary.com/definition/startup.html
http://cahyorusmanto.wordpress.com/2012/11/11/perusahaan-startup-apa-sih-maksudnya/
http://erniritonga123.blogspot.com/2010/01/definisi-etika.html
http://anastasiamonita.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-menurut-para-ahli.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html#.UjCl88Y0WuI
Fakhrudin, Purwanto, wiji dan Hendy, 2006. Mengenal Permodalan, Salemba Empat. Jakarta
http://kbbi.web.id/hak
http://id.wikipedia.org/wiki/hak
http://www.slideshare.net/abeyow/memilih-bentuk-kepemilikan-bisnis
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemilikan
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
http://www.slideshare.net/djhony/beberapa-definisi-bisnis-menurut-para-ahli
http://www.andrew.cmu.edu/user/fd0n/35%20Founders%27%20Pie%20Calculator.htm
http://www.bisnisindeks.com/sharing-saham-harus-beretika/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar