ETIKA PEMBAGIAN SAHAM
DAN HAK KEPEMILIKAN
DALAM BISNIS PERUSAHAAN STARTUP
Disusun
Oleh
Jonathan
Hendry G (321110013)
Kevin
Nathanael W D
(321110014)
Monica (321110018)
Sekar
Ayu A.I. (321110023)
Universitas
Ma Chung
Malang
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmatNya lah
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Etika Pembagian
Saham dan Hak Kepemilikan Dalam Bisnis Perusahaan Start Up“ untuk mata kuliah Etika Profesi dapat terselesaikan dengan
lancar. Penulis juga berterima
kasih kepada kedua orang-tua yang senantiasa mendukung, membimbing, dan
menyemangati penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah
ini. Kepada Bapak Annas Vijaya, MTI selaku dosen mata kuliah Etika
Profesi yang selalu memberikan petunjuk dan menuntun kami dengan sabar
agar laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kepada semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu serta turut
ikut mendukung kami dalam pengerjaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami berharap
agar kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan
baru. Terima kasih.
Malang, 10 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini kita
hidup di jaman dimana peran teknologi sangat berpengaruh terhadap setiap
kegiatan yang kita lakukan. Bayangkan sehari saja kita tidak memiliki koneksi
internet, tidak menggunakan smartphone,
tidak melihat televisi atau mendengarkan radio. Tanpa sadar pasti akan terasa
sedikit hambar bukan? Itulah kenyataan yang kita hadapi saat ini. Teknologi
bukan lagi sebagai kebutuhan pelengkap, namun sudah menjadi kebutuhan wajib
bagi kita. Melalui media-media elektronik maupun social media yang tersebar luas dan dapat kita akses secara mudah
dan gratis, kita dapat mengetahui informasi apapun yang kita inginkan.
Dalam dunia
bisnis, informasi merupakan hal yang krusial. “Information is Power. Those who have information can rule world.”
Begitulah kira-kira sebuah cuplikan dari pernyataan yang banyak diakui
dikalangan eksekutif bisnis. Jika anda memiliki sebuah usaha, apa yang anda
butuhkan agar anda tetap mampu bersaing dari
lawan bisnis anda? Disinilah informasi berperan penting. Itulah sebabnya
mengapa hampir seluruh perusahaan besar yang ada di dunia melakukan investasi
besar-besaran di bidang teknologi. Tetapi secanggih apapun teknologinya,
sepenting apapun informasinya, tetap saja dikendalikan oleh kita sendiri. Jika
informasi digunakan secara baik dan benar, tentu akan sangat bermanfaat bagi
kita juga orang lain. Namun apa jadinya jika informasi tersebut digunakan
dengan niat yang tidak baik? Sebagai contoh, tidak sedikit perusahaan yang
gulung tikar karena isu-isu yang sengaja dibuat oleh pesaing mereka, dengan
tujuan mematikan langkah bisnis atau menghilangkan kepercayaan pelanggan, yang
berakibat pada kebangkrutan perusahaan.
Informasi juga
seringkali digunakan untuk meraih kekuasaan. Sebagai contoh, dalam sebuah
bisnis start up, seringkali kita
melakukan kerja sama dengan alasan mencari modal usaha. Tentu akan dilakukan
bagi hasil atas setiap profit yang didapatkan tergantung dari seberapa besar
kontribusinya. Ketika bisnis tersebut mulai berjalan, pada awalnya masih
terlihat baik-baik saja. Namun disaat bisnis mulai berkembang besar, mulai
muncul pemikiran “Bukankah lebih baik jika profit ini jatuh kepada satu orang
saja?”. Segala cara digunakan untuk mendapat keuntungan yang lebih walaupun
harus dengan cara menyingkirkan yang lain. Tentu saja senjata yang digunakan
adalah informasi. Dengan memanipulasi informasi yang ada, segalanya dapat
terjadi.
Seperti pada yang
ceritakan pada film The Social Network
karya David Fincher. Film ini menceritakan tentang perjalanan Mark Zuckerberg
ketika membuat website sosial network yang bernama Facebook. Salah satu masalah yang ada dalam film ini yaitu tentang
pembagian saham dalam Facebook ciptaan Mark Zuckerberg bersama temannya yaitu Eduardo Saverin. Pada
awalnya Mark Zuckerberg membagi kepemilikan saham sebesar 70% untuk
dirinya dan 30% untuk Eduardo Saverin. Namun dengan
berjalannya waktu, Facebook menjadi
terkenal dan menarik banyak investor. Hal ini membuat pembagian saham yang
disepakati sebelumnya menjadi berubah, yaitu 70% untuk Mark Zuckerberg, 0,03% untuk Eduardo Saverin,
dan sisanya untuk pemegang saham lainnya. Hal ini menyebabkan timbulnya
perselisihan antara Mark Zuckerberg dan Eduardo Saverin. Dari cuplikan film
tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa diperlukan sebuah aturan untuk mengatur
pembagian saham dan hak kepemilikan dalam bisnis.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana etika pembagian saham
kepemilikan dalam bisnis start-up ?
2.
Bagaimana pembagian saham kepemilikan
dalam bisnis start-up yang adil?
Tujuan dan Manfaat
1.
Mengetahui etika pembagian saham
kepemilikan dalam bisnis start-up.
2.
Mengetahui pembagian saham kepemilikan
dalam bisnis start-up yang adil.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Etika
Dalam
kehidupan dengan orang lain, terdapat sebuah sistem yang mengatur pergaulan
antar manusia. Sistem yang ada mengatur jalannya kehidupan bermasyarakat dan
bernegara agar terdapat sebuah hubungan saling menghargai dan menghormati.
Maksud adanya sistem yang demikian adalah untuk menjaga kepentingan satu sama
lain sehingga masing-masing pihak dapat hidup tenang, tentram dan terlindung
serta terjamin agar perilakunya sesuai dengan kebiasaan dan adat istiadat yang
berlaku. Hal tersebut yang mendasari adanya etika di kehidupan bermasyarakat. Kata etika/etik berasal dari
bahasa Yunani yaitu ethos yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep
yang dimiliki oleh individu atau kelompok untuk menilai apakah sebuah tindakan
itu benar atau salah, buruk atau baik.
Pengertian
etika dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis pengertian yaitu :
1.
Etika dipandang
sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk
dari perilaku manusia
2.
Etika dipandang
sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat membicarakan baik buruknya perilaku
manusia dalam kehidupan bersama
3.
Etika dipandang
sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya
memberikan nilai baik dan buruk terhadap perilaku manusia.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika memiliki arti :
1.
Ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2.
Kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak
3.
Nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Menurut
beberapa ahli, etika didefinisikan sebagai berikut :
1.
Drs. O.P.
Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2.
Drs. Sidi Gajalba
dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
3.
Drs. H.
Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
4.
Soegarda
Poerbakawatja : etika sebagai filsafat nilai, pengethuan
tentang nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam
hidup manusia terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan
dan perasaan sampai mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.
5.
Martin (1993) : Ethics is
the discipline which can act as the performance index or reference for
our control system
Jadi, etika merupakan pedoman yang mengatur
kehidupan manusia dalam berperilaku sehingga sesuai dengan kebiasaan dan adat
istiadat yang berlaku dan mengatur kaidah benar atau salah, baik atau buruk
suatu perbuatan dan perilaku manusia. Etika bukan hanya sekedar sebuah bidang
ilmu yang mengatur perilaku manusia, tetapi mengandung nilai moral /akhlak yang
dianut oleh masyarakat sehingga berlaku mutlak peraturannya
Pengertian Saham
Saham merupakan tanda penyertaan modal pada
suatu perusahaan. Saham diidentifikasikan juga sebagai surat bukti kepemilikan
dalam suatu perusahaan yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang
kemudian memberikan hak atas dividen dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya
investasi modal pada perusahaan tersebut.
Menurut Fakhruddin, saham adalah surat berharga yang menunjukkan
kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan. Saham
memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham
berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang
Saham. Pemegang saham berhak atas dividen yang dibagikan perusahaan dan
bertanggungjawab pula untuk menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila
perusahaan tersebut bangkrut. Saham yang diterbitkan perusahaan merupakan bukti
investasi pemegang saham ke dalam perusahaan. Semakin banyak lembar saham yang
dimiliki, semakin besar derajat kepemilikannya.
Pengertian Hak
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hak adalah sesuatu yang benar, yang menjadi milik atau kepunyaan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,
aturan, dsb), serta merupakan kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu. Secara umum, hak merupakan segala sesuatu yang
harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum
lahir. Setiap orang berhak mendapatkan hak setelah melaksanakan
kewajibannya.
Pengertian Kepemilikan
Kepemilikan adalah
kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu
yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Terdapat beberapa
bentuk kepemilikan jika dikaitkan dengan bisnis, yaitu :
1. Sole Proprietorship
Merupakan bentuk
kepemilikan bisnis tunggal. Bentuk bisnis ini dapat ditemukan dimana-mana. Sang
pemilik dapat dengan leluasa mengatur jalannya bisnis yag dimiliki tanpa
diganggu oleh para pemegang saham atau pihak ketiga. Keuntungan yang didapatkan
akan dianggap sebagai laba pribadi pemilik dan menjdi subjek pajak penghasilan
pribadi.
2. Partnership
Biasanya jenis kepemilikan partnership dimiliki oleh 2 orang atau
lebih. Para pemilik disebut sekutu (partner). Keuntungan yang didapat dan
pendanaan bagi bisnis tersebut bagi jenis kepemilikan ini harus dibagi
berdasarkan kesepakatan antar pemilik dan didukung oleh dokumen yang mendukung
soal bagian kepemilikan.
3. Corporation
Dalam jenis kepemilikan ini, pemiliknya adalah
para pemegang saham. Kewajiban para pemegang saham adalah terbatas, artinya
pemegang saham tidak dapat dianggap bertanggungjawab secara pribadi atas tindakan-tindakan perusahaan. Kerugian yang
nantinya ditanggung juga maksimal sebesar modal yang disetorkannya. Harus ada
akta pendirian yang disahkan oleh badan hukum. Akta pendirian ini harus
mencantumkan aspek-aspek penting seperti nama perusahaan, kedudukan, saham yang
diterbitkan, operasi perusahaan, dll. Para pemegang saham memilih dewan direksi
yang bertanggungjawab membuat kebijakan umum perusahaan dan memilih para pejabat
penting yang ditugaskan mengelola perusahaan sehari-hari seperti CEO (Chief Executive Officer).
Dalam kaitannya dengan pendirian
perusahaan startup, jenis kepemilikan harus diputuskan untuk menentukan
nilai-nilai perusahaan dan menetapkan bagaimana perusahaan dan bisnis dapat
berjalan sesuai harapan. Keputusan tentang bentuk kepemilikan bisnis berkaitan
atas akses bisnis ke pendanaan, kendali atas bisnis, dan menentukan besarnya
pajak yang harus dibayarkan. Penentuan jenis kepemilikan sangat penting terutama
untuk menentukan besar investasi, pembagian keuntungan dan kerugian, bagaimana
garis koordinasi dalam menentukan kendali bisnis.
Pengertian Bisnis
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang terorganisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Bisnis dibentuk untuk
mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya. Setiap bisnis
atau perusahaan berusaha mengolah bahan utuk dijadikan produk yang diperlukan
oleh konsumen. Produknya dapat berupa barang atau jasa.
Menurut Brown
dan Petrello (1976), bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut sambil memperoleh laba. Menurut Hughes
dan Kapoor, bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri.
Pengertian Perusahaan Startup
Startup merupakan tahap awal dalam siklus
hidup sebuah perusahaan dimana pengusaha bergerak dari tahap ide untuk menjamin
pembiayaan, meletakkan struktur dasar bisnis dan memulai operasi dan
perdagangan. Wikipedia menyebutkan,
startup merupakan organisasi atau perusahaan sementara dirancang untuk mencari
model bisnis yang berulang dan scalable
(dapat diukur). Perusahaan-perusahaan ini umumnya baru dibuat, berada dalam
tahap pengembangan dan penelitian untuk pasar. Istilah startup menjadi populer
ketika muncul sejumlah besar perusahaan dot-com.
Perusahaan dot-com merupakan
perusahaan yang berbasis internet yang mulai muncul diakhir tahun 1990-an.
Perusahaan startup banyak dimulai
dari sebuah ide bisnis yang kemudian berkembang dan direalisasikan menjadi sebuah
bisnis nyata yang nantinya dapat berjalan dan menghasilkan profit bagi
pemiliknya. Perusahaan startup sering kali dikaitkan dengan perusahaan yang
menggunakan teknologi dalam praktek bisnisnya. Perusahaan startup sering
dikaitkan dengan penggunaan internet dan biasanya tumbuh dalam waktu yang
relatif cepat. Startup yang sukses biasanya lebih terukur dari potensi
pertumbuhan mereka, apakah mereka dapat bertumbuh dengan cepat dengan investasi
terbatas modal, tenaga kerja atau lahan.
Karena startup kebanyakan
menggunakan teknologi di dalamnya, maka pengusaha startup sering disebut dengan technopreneur. Perusahaan startup
sering digagas oleh pengusaha-pengusaha muda (enterpreneur) dan yang akhirnya
direalisasikan menjadi sebuah bisnis
kecil-kecilan dengan modal terbatas dan tenaga kerja yang terbatas pula. Contoh
perusahaan startup adalah Kaskus, Detik, Blibli, Facebook, dll.
Masalah yang cukup krusial dalam
perusahaan startup adalah masalah pembiayaan. Dalam prakteknya, startup
kebanyakan didanai oleh pendiri. Pendiri startup kebanyakan terdiri dari
sekelompok orang yang memiliki ide dan memiliki komitmen bersama untuk
membangun dan mengembangkan bisnis. Dana
perusahaan terutama berasal dari modal yang diberikan oleh para pendirinya.
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis
merupakan perilaku untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek
yang bekaitan dengan sesama individu, perusahaan, dan masyarakat sekitar.
Dengan adanya etika bisnis maka akan terbentuk nilai, norma, dan serta perilaku
karyawan dan pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan, mitra kerja, pemegang saham, dan masyarakat. Prinsip bisnis yang
baik berarti bisnis yang beretika, yaitu bisnis dengan kinerja yang unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati peraturan etika yang sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku disekitarnya.
Berikut ini adalah
tiga pendekatan dasar dalam tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a)
Utilitarian Approach
Utilitarian approach berarti setiap
tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Maksudnya adalah dalam
bertindak, seseorang seharusnya menggunakan cara-cara yang baik yang akan
memberikan manfaat bukan dengan
cara-cara yang membahayakan yang tidak sesuai dengan hukum dan aturan yang
berlaku di masyarakat.
b)
Individual Right Approach
Individual right approach berarti dalam
setiap tindakannnya seseorang memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tingkah laku ini harus dihindari, karena dapat mengakibatkan terjadinya
benturan dengan hak orang lain.
c)
Justice Approach
Justice Approach berarti pembuat
keputusan memiliki kedudukan yang sama dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan baik secara perseorangan maupun kelompok.
Dengan adanya
etika bisnis maka akan menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan dan
pimpinan untuk selalu melaksanakan pekerjaannya dengan dilandasi oleh moral
yang luhur, jujur, terbuka, dan bersikap profesional.
PEMBAHASAN
Di masa
ini dapat ditemukan banyak bisnis yang berkembang, mulai dari bisnis dengan
modal kecil hingga bisnis dengan modal miliaran dollar. Dari segala macam
bisnis yang berkembang saat ini, mayoritas dari bisnis-bisnis tersebut lahir
dengan founder lebih dari 1 orang. Di mana dengan founder lebih dari 1 orang,
memiliki lebih banyak kelebihan daripada bisnis yang dirintis oleh 1 orang. Tetapi bisnis yang didirikan
oleh lebih dari 1 orang mempunyai problematika yang mendalam, yaitu problem
dalam pembagian saham atau dalam bahasa mudahnya pembagian keuntungan dari
profit yang didapat dari bisnis.
Saham dinilai
sebagai suatu bukti atas kepemilikan seseorang dalam bisnis atau perusahaan. Jadi banyaknya saham yang
dimiliki seseorang mengindikasikan peran orang tersebut dan prosentase
kepemilikannya dalam perusahaan. Tidak jarang, seseorang yang memegang saham
mayoritas berhak untuk menentukan jalannya bisnis yang dimiliki. Kepemilikan,
terutama untuk jenis kepemilikan partnership
dan corporation, yang dimiliki oleh 2
orang atau lebih, harus membicarakan tentang pembagian saham (yang secara tidak
langsung juga membagi kepemilikan atas perusahaan tersebut) secara adil dan
berdasarkan kesepakatan bersama antar pihak yang bersangkutan. Saham tidak
hanya berpengaruh pada pembagian keuntungan, tetapi berpengaruh pula pada
pembagian hak kepemilikan serta kerugian jika sewaktu-waktu perusahaan
mengalami kebangkrutan. Karena hal tersebut maka diperlukan aturan atau etika
dalam pembagian saham dan hak kepemilikan dalam perusahaan, terutama jika
perusahaan tersebut merupakan startup
company.
Pembagian
saham yang paling mudah mungkin dengan membagi 100 persen dengan total founder,
misalnya founder terdiri dari 4 orang maka setiap orang memiliki saham sebanyak
25 persen. Memang dengan perhitungan ini problem dapat terselesaikan dengan mudah, tetapi apakah adil bila setiap founder berhak atas 25 persen
saham jika tidak memberikan kontribusi yang sama besar terhadap bisnis yang akan
dijalankan.
Pada
kenyataannya banyak sekali bisnis startup yang gulung tikar dikarenakan pembagian saham yang
kurang adil atau kurang sesuai dengan kontribusi. Oleh karena
itu perlu adanya komunikasi antar founder sebelum memulai bisnis. Yang perlu
dikomunikasikan dan disepakati sebelum memulai bisnis yaitu mengenai kontribusi yang akan
disumbangkan antar founder terhadap bisnis yang akan dijalankan bersama.
Setelah
semua founder menjelaskan dan mensepakati kontribusi masing-masing, maka dapat
dibagi berapa persen pembagian saham yang akan diterima oleh setiap founder. Salah satu
caranya adalah dengan menggunakan panduan The
Founders’ Pie Calculator oleh Frank Demmler. Menurut Frank
Demmler ada beberapa factor yang menjadi acuan dalam pembagian saham yaitu :
1.
Idea
Bisnis tidak akan ada kalau bukan karena ide asli, dan tentunya itu
adalah sesuatu yang berharga, tapi ada banyak kebenaran dalam ungkapan,
"Sebuah bisnis yang sukses adalah inspirasi 1%, dan 99% keringat."
2.
Business Plan Preparation
Pengembangan rencana bisnis awal adalah pekerjaan sulit dan memakan waktu. Untuk bekerja sama dan mengatur
semua pikiran dari tim pendiri, mengidentifikasi dan mendamaikan perbedaan, dan
menyatukan semua
pikiran untuk menghasilkan dokumen
yang menangkap inti dari bisnis
yang akan dijalankan, serta pencarian modal melalui bank, investor, anggota dewan, dan lain-lain untuk mendukung
jalannya bisnis merupakan upaya yang
membutuhkan banyak tenaga. Sehingga rencana awal merupakan elemen penting untuk memulai bisnis, namun eksekusi terhadap rencana tersebut adalah inti dari bisnis itu sendiri.
3.
Domain Expertise
Mengetahui kondisi industri, memiliki pengalaman yang relevan, dan memiliki
kontak atau relasi yang luas dan banyak dapat meningkatkan probabilitas kesuksesan suatu bisnis dan mempercepat laju pertumbuhannya.
4.
Commitment and Risk
Anda mungkin pernah
mendengar pepatah lama bahwa "ayam yang terlibat dengan sarapan, tapi babi
berkomitmen." Demikian pula, para pendiri yang bergabung penuh waktu untuk perusahaan dan berkomitmen untuk membuatnya sukses jauh lebih
berharga daripada pendiri yang hanya
akan duduk disamping dan menjadi pemandu
sorak.
5.
Responsibilities
Siapa yang akan
melakukan apa? Siapa yang akan menggantikan
bila ada masalah yang terjadi dan pendiri tidak ada di tempat? Semakin
besar tanggung jawab seseorang dalam suatu bisnis, semakin besar pula
kontribusinya dalam jalannya bisnis sehingga harus juga diperhitungkan dalam
pembagian saham.
Langkah
pertama adalah menentukan bobot nilai dari kelima faktor diatas, penentuan ini penting dan
unik karena setiap perusahaan atau bisnis mempunyai penilaiannya masing-masing. Rentang nilai yang diberikan
yaitu
dari 0 sampai 10.
Langkah
kedua adalah dengan memberikan penilaian kontribusi dari setiap
founder, siapa yang bertanggung jawab, siapa yang mempunyai koneksi, dan
lain-lain. Rentang nilai mulai dengan 0 sampai dengan 10.
Jika
semua founder baru pertama kali ini menjalankan bisnis maka pembagian dengan
masing-masing 25
persen saham untuk setiap founder bisa dirasa adil.
Berikut
adalah salah satu contoh pembagian saham menurut The Founders’ Pie Calculator.
Pertama yaitu pemberian nilai pada bobot faktor yang bobot kontribusi untuk masing – masing founder.
Setelah
itu kalikan nilai kontribusi founder dengan bobot factor, misalnya founder 1
mempunyai kontribusi idea dengan nilai 10 kemudian dikalikan dengan bobot
factor dengan nilai 7
Maka akan
didapat nilai 70 seperti pada gambar, dan lakukan perhitungan terhadap nilai
dari founder yang lain. Jika selesai jumlahkan total nilai dari masing founder,
dan buatlah total jumlah dari nilai semua founder. Jika selesai maka anda
tinggal menghitung berapa besar saham anda dengan cara total nilai founder
dibagi total dari jumlah nilai semua founder dikali 100. Contohnya adalah
founder 1 dengan total nilai 106 dibagi total jumlah nilai semua founder 321
dikali 100 maka akan didapat bagian saham dari founder 1 yaitu sebanyak 33
persen dengan pembulatan.
Namun yang perlu juga
diperhatikan dalam pembagian saham ini adalah etika berbisnis, diantaranya
adalah keterbukaan, keadilan, dan kejujuran antar pemilik saham. Dan
kepemilikan saham terbesar bukan berarti mendominasi pemilik saham lainnya.
Pembagian saham bukan hanya tentang seberapa besar pembagian yang didapat oleh para
pemegang saham namun juga tentang harus saling memberikan manfaat.
Bila salah satu
dari pemegang saham yang mendapat pembagian saham terbesar mendominasi jalannya
suatu bisnis, maka itu berarti pemegang saham tersebut hanya mengambil manfaat
dari orang lain. Dengan kata lain pemegang saham tersebut tidak saling memberi manfaat
namun saling memanfaatkan. Hal ini sangat bertentangan dengan etika berbisnis
yang ada. Hal ini juga bisa mengganggu jalannya proses bisnis pada bisnis yang
sedang berjalan, karena tentunya dengan adanya kesenjangan antar para pemegang
saham maka akan muncul masalah-masalah yang menggangu jalannya bisnis.
Modal yang
diberikan oleh pemegang saham tidak hanya dapat berupa uang namun juga bisa
berupa pengetahuan, pengalaman, dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk
jalannya bisnis. Pengetahuan dan pengalaman juga merupakan aset yang berharga
yang tidak kalah dengan uang, sehingga harus juga dihargai. Yang paling penting
dari pembagian saham ini adalah keadilan, harus diingat bahwa adil bukan selalu
sama rasa sama rata namun juga harus dilihat sebesar apa pengorbanan atau upaya
yang telah dilakukan oleh tiap-tiap pemegang saham karena sama rata kadang juga
berarti tidak adil.
Salah satu contoh masalah pembagian saham yang
terjadi
adalah yang terdapat pada film The Social Network, di mana Mark
Zuckerberg awalnya memiliki saham 70 persen dan Eduardo Saverin 30 persen. Namun dengan
seiring waktu berjalan ketika Facebook mulai berkembang, terjadi
perubahan pembagian saham. Perubahan saham tersebut yaitu bagian saham Eduardo Saverin menjadi sebesar 0.03 persen dan Mark Zuckerberg tetap 70 persen, sedangkan sisanya adalah untuk
pemegang saham yang lain.
Pada masalah ini seharusnya ditilik
mengenai kontribusi yang diberikan oleh Eduardo Saverin sendiri, jika memang
kontribusi yang dilberikan oleh Eduardo jauh lebih sedikit daripada Mark maka sangatlah
wajar jika bagian saham Eduardo berkurang dan bagian Mark tetap. Namun kita
juga tidak boleh mengesampingkan kenyataan bahwa Eduardo Saverin merupakan salah
satu founder dari Facebook.
Pada awal berdirinya Facebook dialah
yang mempromosikan dan secara tidak langsung mengambil bagian dalam
pengembangan Facebook dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya.
Seperti yang kita bahas sebelumnya, ada lima hal yang menjadi acuan dalam pembagian
saham yaitu idea, business plan, domain expertise, commitment & risk, dan responsibilities. Ada baiknya dalam kasus ini
untuk dilakukan analisa kembali berapa persen pembagian saham yang seharusnya
diterima oleh Eduardo
Saverin.
Memang benar dengan semakin berkembangnya
Facebook dan semakin banyaknya investor yang ada, uang yang diberikan oleh Eduardo Saverin sebesar 19000
dolar pada awal pembuatan Facebook bukanlah nominal yang besar, justru mungkin
merupakan jumlah investasi terkecil yang ada pada Facebook. Namun demikian Eduardo Saverin bukan hanya
memberikan uang sebesar 19000 dolar saja, namun juga ikut serta ide dan rencana
yang ia buat untuk mengembangkan dan mengenalkan Facebook itu sendiri. Ide
merupakan hal yang penting yang diperlukan dalam suatu bisnis, seperti pada
ungkapan "Sebuah bisnis yang sukses adalah
inspirasi 1%, dan 99% keringat."
Tanpa adanya 1% tersebut maka bisnis yang kita jalankan tidak akan pernah
berubah menjadi 100%.
Selain
itu etika dalam berbisnis yaitu adil, jujur, dan terbuka juga harus diterapkan
oleh Eduardo
Saverin, Mark Zuckerberg dan pemegang saham lainnya. Mereka
harus bisa membagi secara adil pembagian saham untuk tiap-tiap pemegang saham,
tidak hanya dengan seberapa banyak uang yang diinvestasikan namun juga dengan
seberapa masing-masing dari mereka memberikan dampak dalam bisnis yang sedang
berjalan,bukan hanya pada saat bisnis tersebut sudah berkembang namun juga pada
awal pengembangan bisnis tersebut. Sehingga mereka sebagai pemegang saham mampu
saling memberi manfaat bukan saling memanfaatkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pembagian saham dan hak kepemilikan dalam
perusahaan startup, etika bisnis merupakan hal yang penting yang harus
diperhatikan, karena pembagian saham merupakan interpretasi dari kepemilikan
seseorang dalam perusaaan. Etika bisnis tersebut diantaranya adalah adil,
jujur, dan terbuka. Hal kepemilikan dan pembagian saham sangatlah penting untuk
dibicarakan karena berkenaan dengan hak dan kewajiban yang diemban oleh pemilik
/ pemegang saham. Dalam pembagian saham kita juga harus memperhatikan lima hal yang
menjadi acuan dalam pembagian saham menurut The Founders’ Pie Calculator yaitu idea,
business plan, domain expertise, commitment & risk, dan responsibilities. Kita harus mampu menghitung
berapa besar pembagian saham yang didapat tiap-tiap pemegang saham berdasarkan
dampak yang mereka telah berikan pada bisnis yang sedang berjalan. Pembagian
saham harus dilakukan secara adil dengan mempertimbangkan segala aset yang
telah diberikan oleh pemegang saham, baik berupa uang, pengalaman, pengetahuan,
dan sebagainya. Pemegang saham terbesar juga tidak dapat mendominasi bisnis
yang sedang berjalan, karena pembagian saham ini bertujuan untuk saling
memberikan manfaat bukan memanfaatkan
Dengan
adanya pembagian yang adil dalam pembagian saham dan hak kepemilikan dalam
suatu bisnis, maka bisnis tersebut akan dapat berjalan dengan lancar. Tidak
akan terjadi masalah seperti yang diceritakan pada film The Social Network, yaitu perdebatan tentang pembagian saham yang
dirasa tidak adil oleh salah satu pemegang saham dan founder dari Facebook.
Selain itu saat akan membuat suatu bisnis, ada baiknya bila para founder mengkomunikasikan dan
mensepakati mengenai
kontribusi yang akan disumbangkan antar founder terhadap bisnis yang akan
dijalankan bersama. Dengan demikian para founder akan lebih terbuka dan
memudahkan dalam pembagian saham.
Saran
Dengan adanya
contoh masalah yang terjadi dalam film The
Social Network, kita dapat memahami bahwa etika bisnis merupakan hal yang
krusial dalam bisnis. Etika bisnis tidak hanya digunakan dalam keseharian
jalannya bisnis saja namun juga harus digunakan untuk memutuskan pembagian
saham dan hak kepemilikan dalam suatu bisnis. Bisnis yang baik adalah bisnis
yang beretika. Sehingga jangan sampai bisnis yang telah dijalankan terganggu
karena adanya masalah yang timbul dikarenakan etika yang kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.terindikasi.com/2012/04/pengertian-startup.html
http://www.businessdictionary.com/definition/startup.html
http://cahyorusmanto.wordpress.com/2012/11/11/perusahaan-startup-apa-sih-maksudnya/
http://erniritonga123.blogspot.com/2010/01/definisi-etika.html
http://anastasiamonita.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-menurut-para-ahli.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html#.UjCl88Y0WuI
Fakhrudin,
Purwanto, wiji dan Hendy, 2006. Mengenal
Permodalan, Salemba Empat.
Jakarta
http://kbbi.web.id/hak
http://id.wikipedia.org/wiki/hak
http://www.slideshare.net/abeyow/memilih-bentuk-kepemilikan-bisnis
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemilikan
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
http://www.slideshare.net/djhony/beberapa-definisi-bisnis-menurut-para-ahli
http://www.andrew.cmu.edu/user/fd0n/35%20Founders%27%20Pie%20Calculator.htm
http://www.bisnisindeks.com/sharing-saham-harus-beretika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar